Selasa, 01 Maret 2011
Mengapa, Banyak Orang yang Memilih Mempunyai Anak yang Banyak???
Mengapa, Banyak Orang yang Memilih Mempunyai Anak yang Banyak???
Dulu memang ada istilah “Banyak Anak, Banyak Rejeki”..... Tapi kini istilah tersebut, agaknya sangat berbeda dengan kondisi masyarakat zaman sekarang........
Sekarang kondisi ekonomi pemerintah, seperti tidak terlalu mendukung... Harga bahan pokok, seperti beras terus melonjak. Lapangan kerja sangat kurang, apalagi banyak masyarakat yang tidak produktif diusia yang cukup dibilang matang.....
Dulu memang masih belum ada yang namanya program Keluarga Berencana (KB)....
Program ini memang sengaja diusung pemeritah, guna menekan angka pertambahan penduduk.
Tetapi, kini masih banyak masyarakat yang enggan menggunakan program KB...
Banyak berita di televisi yang mengabarkan, beberapa keluarga yang memiliki anak yang berjumlah lebih dari 10, bahkan ada yang memiliki anak sampai 30 orang.....
Cukup mengherankan, karena keluarga tersebut pasti memikul beban ekonomi yang cukup berat untuk menghidupi anak-anaknya. Kini Tak hanya itu masih adan beban untuk menyekolahkan anaknya, karena rata-rata usia anak-anaknya adalah usia masa sekolah......
Akibatnya, anak tersebut putus sekolah. Belum lagi penghasilan keluarga tersebut, jauh dikatakan dari cukup.....
Menurut hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 205,1 juta pada tahun 2000 menjadi 273,2 juta pada tahun 2025.....
Banyak orang beranggapan masyarakat menengah ke bawah memiliki anak yang berjumlah lebih banyak, dibandingkan masyarakat menengah ke atas....
Karena masyarakat menengah ke atas sudah mencanakan program KB, yaitu program memiliki 2 orang anak (catur warga), atau paling banyak 3 orang anak.....
Sedangkan masyarakat menengah ke bawah belum berpikiran tentang masa depan anak-anaknya kelak....
Jadi, kini apakah Anda masih memegang kukuh prinsip
“Banyak Anak, Banyak Rejeki” ?????
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar